Assalamualaikum Wr. Wb.

Selamat datang di Siti's Blog,
Semoga Artikel di Blog ini Bermanfaat....

Kamis, 14 April 2011

Engkau Terbaik Untukku

Selain memberi nafkah dan mencari rezeki, tanggungjawab suami juga bimbing anak dan isteri. Kalau suatu hari berselisih faham, tahan menuding jari. Duduk bebincang dan cari kata sepakat. Tiada bumi tak ditimpa hujan.

Berap ramai pasangan suami isteri hari ini bercerai di usia perkawinan yang masih muda. Mudah sekali menyatakan semuanya Takdir Tuhan, berpisah lantaran tiada lagi kesefahaman. Ikatan suci yang bermula dengan kasih dan cinta, berakhir dengan sengketa dan buruk sangka.

Saling memahami antara suami dan isteri bukan bisa dicapai sehari dua hari. Ia merupakan suatu perjalanan sepanjang usia perkawinan. Tantangan dan cobaan pastinya tidak sama, di awal, pertengahan dan di ujungnya. Sikap saling memberi dan menerima dipupuk. Memberi kelebihan diri untuk saling melengkapi. Menerima kekurangan untuk saling menginsyafi.

Memandang kelebihan pasangan daripada kekurangannya, insya Allah akan rasa sayang dan mempercayai seterusnya menghargainya.

Kaum wanita perkara remeh suamipun bisa jadi masalah besar, padahal bisa diatasi dengan cara berhikmah. Wanita, Allah jadikan peka dan perasa sedang lelaki sebaliknya, lebih fokuskan pada perkara yang besar dan isu yang lebih berat.

Isteri suka mengikuti emosi tanpa berfikir panjang. Cepat lupa kebaikan orang termasuk suami apabila berlaku sesuatu yang tidak mencapai kepuasan hati.

Fitrah manusia, dalam keadaan marah, sedikit sebanyak akan hilang pertimbangan. Menjaga keseimbangan hati, perasaan, dan pikiran, penting dalam menghadapi suatu ujian atau krisis, bukan saja dalam ujian rumah tangga tapi dalam masalah-masalah lain jua.

Adakalanya, isteri masam tanpa sepatah kata. Suami yang tidak tahu menahu, terus bersikap biasa. Maka isteri semakin masam, hilang cerianya. Menahan ego diri, ingin dipujuk dengan kata cinta, namun tidak berbicara dan bersemuka. Suami bertanya-tanya sendiri, akhirnya terasa hati. Salah siap kiranya, bila masing-masing memendam rasa. Kasih mulai bertukar marah. Marah marak menyala benci.

Ada suami yang tak pandai urusan rumah tangga, namun dia bijak berjenaka, memeriahkan suasana. Ada suami yang jarang menghadiahkan bunga, tapi selalu membelanjakan anak isteri dengan makanan istimewa. Dan banyak juga suami yang tidak biasa memujuk, bermain kata. Tapi mudah bertoleransi bila diminta bantu sini dan sana. Ketepikan kekurangannya dan ambil kelebihan. Pasti akan merasa bertuah memiliki pasangan hidup seperti “dia”. Senantiasa ‘memandang tinggi’ kehadiran pasangan kita.

Bukan hendak menuding jari pada salah satu semata-mata tanpa menyebut langsung silaf di pihak satunya. Bumi mana yang tidak tertimpa hujan, langit mana yang selalu cerah. Sedangkan lidah lagi tergigit, inikan pula sebagai manusia baik itu suami maupun seorang isteri yang asal dari latar berbeda.

Marilah kiranya menyusun jemari minta maaf dari lelaki benama suami/ wanita bernama isteri. Usak bertangguh lengah. Pandang wajahnya. Lihat matanya. Bisikan disanubari, “Terima kasih kekasihku. Engkau terbaik untiukku.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar